5 Cara untuk Memberikan Edukasi pada Anak – Menurut Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Mengacu pada Pedoman Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, guru perlu memahami tentang pendekatan saintifik agar guru dapat memilih pendekatan pembelajaran yang paling sesuai dengan cara belajar anak. Pada artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara belajar anak usia dini, prinsip pembelajaran PAUD, serta metode pembelajaran PAUD.

Cara berpikir anak bersifat khas

Cara anak berpikir berakar dari pengalamannya sehari hari. Sumber pengalaman anak didapat dari:

  1. Pengalaman sensori, yaitu saat anak menggunakan indranya (penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa/pengecap, peraba).
  2. Pengalaman berbahasa yang didapatkan anak saat mereka berkomunikasi dengan teman, orang tua, guru, atau orang lain.
  3. Pengalaman budaya yang didapatkan anak melalui kebiasaan di rumah, nilai yang diterapkan dalam keluarga termasuk yang berlaku di lingkungannya.
  4. Pengalaman sosial yang diperoleh dari teman sepermainan, perilaku orang dewasa, dan lain-lain.
  5. Pengalaman yang bersumber dari buku dan media massa, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, dan lain-lain.

Anak belajar saat bersosialisasi

Anak memperoleh banyak data sgp pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi dengan lingkungannya. Kemampuan berbahasa, kemampuan sosial-emosional, dan kemampuan lainnya berkembang pesat bila anak diberi kesempatan bersosialisasi dengan teman, benda/alat main, dan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Anak belajar secara bertahap

Anak merupakan pembelajar alami. Anak memulai belajarnya sejak lahir dan terus berkembang secara bertahap, sesuai pengalaman yang mereka miliki. Mereka belajar dengan cara:

  1. Bertahap, sesuai dengan tingkat kematangan perkembangan berpikirnya
  2. Mulai segala sesuatu dari hal-hal yang bersifat konkret ke abstrak
  3. Menggunakan seluruh indranya, yaitu dengan melihat, mendengar, menghidu, merasa, dan meraba. Oleh karena itu, anak dapat mengamati, menghidu berbagai aroma, mendengarkan berbagai macam bunyi, merasakan, mencicipi, mendorong, menarik, menggerak-gerakkan benda dengan berbagai cara yang disukainya, dll.

Anak belajar dengan berbagai cara

Anak senang mengamati dan menggunakan mainannya dengan berbagai cara. Misalnya, mobil-mobilan dapat digerakkan maju mundur, dimainkan rodanya, dibongkar, dll. Namun, orang dewasa sering menginginkan anak untuk bermain seperti yang dipikirkan mereka. Sebaiknya, anak perlu diberi kesempatan untuk memainkan alat permainan dengan berbagai cara sehingga menemukan pengetahuan atau pengalaman baru. Orang dewasa Togel Sydney berperan memperkuat atau memberikan makna terhadap pengetahuan atau pengalaman yang didapatkan oleh anak.

Prinsip Pembelajaran PAUD

Berorientasi pada kebutuhan anak secara menyeluruh

Guru harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, diperlukan:

  1. Kesehatan dan gizi yang memadai
  2. Pengasuhan yang tepat
  3. Pendidikan
  4. Pemenuhan serta perlindungan terhadap hak-hak anak (hak atas kelangsungan hidup, partisipasi, tumbuh dan berkembang, perlindungan)

Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup

Pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup anak yang mencakup kompetensi abad 21 (berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan kreatif). Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembiasaan, keteladanan, maupun kegiatan bermain yang terprogram.

Lingkungan kondusif

Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur agar anak dapat berinteraksi dengan guru, pengasuh, dan anak lain. Lingkungan yang kondusif mampu mendorong munculnya proses pemikiran ilmiah. Lingkungan yang kondusif atau yang

Berorientasi pada perkembangan anak

Guru harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan usia anak. Perkembangan anak tergantung pada kematangan anak. Kematangan anak dipengaruhi oleh status gizi, kesehatan, pengasuhan, pendidikan, dan faktor bawaan.

Berorientasi pada kebutuhan anak secara menyeluruh

Guru harus mampu memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk anak yang mempunyai kebutuhan khusus. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, diperlukan:

  1. Kesehatan dan gizi yang memadai
  2. Pengasuhan yang tepat
  3. Pendidikan
  4. Pemenuhan serta perlindungan terhadap hak-hak anak (hak atas kelangsungan hidup, partisipasi, tumbuh dan berkembang, perlindungan)